Ketika era perkembangan Islam di Madinah, kaum Muhajirin dan Ansar sudah umpama adik beradik yang sanggup berkorban apa jua untuk kepentingan Islam. Para sahabat mentaati, menyayangi dan mencintai Rasulullah melebihi cinta kepada diri dan keluarga mereka sendiri.
Namun kerana keegoan kaum yahudi dan musyrikin, mereka menyangkal kebenaran deenul haq yang dibawa oleh Rasulullah s.a.w. Tidak kenal maka tak cinta. Pernah seorang yahudi yang buta matanya mengemis di suatu sudut di pasar Madinah mencanangkan dakyahnya menghasut manusia untuk membenci Rasulullah s.a.w.
"Jangan dekati Muhammad, nanti kalian akan dipengaruhinya ! Dia itu orang gila, pembohong dan tukang sihir." Namun si yahudi, pengemis buta ini hampir setiap pagi akan didatangi oleh seorang lelaki yang sangat pemurah sambil menyuapkan makanan kepadanya. Orang ini hanya mendiamkan diri ketika cacian dan maki hamun dilemparkan kepada Muhammad, Rasulullah...
Tiba satu ketika, Saidina Abu Bakar menggantikan kebiasaan lelaki pemurah tersebut untuk bersedekah dan menyuapkan makanan kepada si pengemis buta itu. Lantas ditanya oleh pengemis yahudi itu: "Siapakah kamu?" "Sayalah orang yang selalu datang kepada kamu pada setiap pagi ", jawab Abu Bakar r.a.
"Bukan, kamu bukan orangnya! Lelaki pemurah yang biasa menyuapiku setiap pagi amat menyenangkanku. Tidak susah untuk tangan ini memegang dan tidak susah untuk mulut ini menguyah. Dia terlebih dahulu menghaluskan makanan sebelum disuapkan kepadaku". Jawab si tua yahudi tetsebut.
Abu Bakar tidak dapat menahan tangisannya.. berguguran air mata membasahi muka dan janggutnya yang bening itu. "Subhanallah... Peribadi 'kekasih'ku begitu mulia! Dia sangat penyabar... sanggup menahan kejian dan cercaan bahkan 'menghadiahkan kasih sayang' kepada si yahudi buta ini", monolong sayu Abu Bakar di dalam hatinya yang kepiluan menahan kerinduan teramat sangat kepada si 'kekasih hati'.
"Wahai yahudi, aku memang bukan lelaki yang kebiasaannya mendatangi dan menyuapi dirimu. Aku adalah sahabatnya. Lelaki mulia yang amat kau 'senangi' itu adalah lelaki yang sering kau cerca dan maki hamun dirinya! Dia telah wafat, wahai pengemis buta... Dia yang menyuapimu setiap pagi dan hanya berdiam diri tatkala dicerca... Dia yang mendatangimu setiap pagi adalah Muhammad, Rasulullah..." Bercucuran air mata Abu Bakar tatkala melafazkan kalimah 'Muhammad Rasulullah'... Kekasih hatinya yang telah wafat...
Terkaku si pengemis yahudi tersebut. Terdiam seribu bicara, seolah-olah tidak mempercaya! "Benarkah apa yang kudengari ini? Muhammad kah yang datang membawaku makanan dan menyuapiku selama ini? Bagaimana mungkin, aku menghina dan memfitnahnya dengan begitu dasyat namun tidak pernah dimarahi walau sekelumit? Kelu lidahku... kosong jiwaku saat ini! Bersaksilah wahai sahabat Muhammad, sungguh aku mengakui, Muhammad itu benar-benar seorang Rasul utusan Allah!" Lafaz kalimah syahadah terus meluncur laju di bibir pengemis buta itu sambil mengalir deras air mata keinsafan...
Allahu Akbar! Ya Rasulullah... betapa mulia dan indahnya peribadimu... membuatkan jiwa kawan dan lawan terpesona lantas membuahkan cinta ~ Benarlah, tak kenal maka tak cinta... Cinta dan kasih lahir dari hati yang mengenalimu, wahai Kekasih Allah...
Uhibbuka Ya Rasulullah... Ya Habibullah... Fiika Uswatun Hasanah liman kaana yuridul akhirah..
0 comments:
Post a Comment